Bawang secara alamiah tentulah memang halal untuk dikonsumsi. Namun jika dalam pengolahannya melalui proses dengan menggunakan bahan dari produk industri lain, perlu waspada. Sebab dalam proses pengolahan terdapat bahan-bahan yang harus diperhatikan kehalalannya.
Oleh karena itu tuntutan akan adanya Sertifikat Halal MUI menjadi syarat sebagian kalangan industri pengolahan pangan di Indonesia. Termasuk produk bawang goreng sekalipun wajib untuk mendapat sertifikat halal. Apalagi jika produk tersebut akan dipasok ke industri pengolahan pangan berikutnya.
"Titik kritis yang perlu dicermati untuk proses produksi bawang goreng ini diantaranya adalah alat penggorengan dan minyak goreng yang dipergunakan," ujar Ir. Muti Arintawati, MSi., Wakil Direktur LPPOM MUI Bidang Auditing.
Alat penggorengan yang digunakan harus benar-benar bersih dan suci menurut kaidah syariah. Maksudnya sebelumnya tidak dipakai untuk menggoreng atau mengolah bahan mengandung bahan haram. Sehingga kebersihan adalah hal utama untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan bahan yang haram. Kedua, minyak goreng yang dipergunakan juga harus halal.
Setelah melalui syarat tersebut barulah produk bawang goreng tersebut dapat dinyatakan halal. Hal itu seperti yang dilakukan oleh salah satu perusahaan penjual bawang goreng yang disahkan dalam Sidang Komisi Fatwa 17 November 2011 yang lalu.
Selain bawang goreng, sidang juga membahas 40 produk lain yang harus dikaji kehalalannya. Produk tersebut mencakup non-dairy creamer, susu bubuk instant, food additive, ekstrak tanaman, biskuit dan snack, jamu, kosmetik, kopi, seasoning, tepung bumbi dan saos, minuman, flavor, fragrance, emulsifier, dan restoran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar