Mantan kapten timnas Brasil Socrates meninggal hari Minggu dalam usia 57 tahun akibat infeksi usus. Demikian diumumkan juru bicara rumah sakit Albert Einstein.
Socrates -- yang pada tahun 1982 menjadi kapten yang secara luas dianggap sebagai skuad Brasil terbaik namun tidak pernah memenangkan Piala Dunia -- dibawa ke rumah sakit Jumat malam setelah menderita keracunan makanan.
Rumah sakit mengatakan ia sudah mengalami gangguan pencernaan dan menempatkannya pada ventilator dan mesin dialisis tapi akhirnya ia meninggal.
Dia sudah dirawat di rumah sakit dua kali pada bulan Agustus dan September tahun ini dengan perdarahan di saluran pencernaan, dan diakui setelah insiden ini bahwa ia punya masalah dengan alkohol, khususnya selama masih aktif bermain.
Sebuah laporan di koran Folha de Sao Paulo menyatakan bahwa Socrates akan dimakamkan hari Minggu dalam sebuah upacara pribadi di kota Ribeirao Preto, 300 kilometer di luar Sao Paulo, di mana ia memulai karirnya bermain pada tahun 1974 untuk Botafogo.
Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) juga mengumumkan bahwa akan ada keheningan satu menit sebelum pertandingan hari Minggu untuk menghormati salah satu pemain paling cemerlang dalam sejarah tim nasional Brasil.
Dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, Socrates mengatakan ia menganggap alkohol sebagai 'pendamping'-nya, dan menambahkan bahwa penggunaan secara rutin tidak mempengaruhi penampilannya di lapangan sepak bola.
"Alkohol tidak mempengaruhi karier saya, sebagian karena saya tidak pernah melakukan latihan fisik untuk memainkan permainan ini," kenangnya.
"Sepakbola menjadi profesi saya hanya ketika saya sudah berusia 24 tahun," katanya. "Saya terlalu kurus, dan ketika saya masih muda, saya tidak memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri secara fisik untuk olahraga."
Socrates juga bermain di Piala Dunia 1986 tetapi tidak sepenuhnya fit dan saat itu dia gagal mengeksekusi penalti di perempat final sehingga kalah oleh Perancis.
Di tingkat klub ia bermain untuk raksasa Brasil, Corinthians (1978-1984) dan sempat bergabung dengan klub Italia, Fiorentina (1984-1985).
Sementara di Corinthians ia adalah salah satu pendiri gerakan yang dikenal sebagai Demokrasi Corinthians, yang dibentuk pada tahun 1980.
Berdasarkan prinsip, semua keputusan yang dibuat oleh klub, termasuk kontrak pemain baru dan jadwal pelatihan, harus disetujui dengan suara dari semua anggota.
Socrates -- yang pada tahun 1982 menjadi kapten yang secara luas dianggap sebagai skuad Brasil terbaik namun tidak pernah memenangkan Piala Dunia -- dibawa ke rumah sakit Jumat malam setelah menderita keracunan makanan.
Rumah sakit mengatakan ia sudah mengalami gangguan pencernaan dan menempatkannya pada ventilator dan mesin dialisis tapi akhirnya ia meninggal.
Dia sudah dirawat di rumah sakit dua kali pada bulan Agustus dan September tahun ini dengan perdarahan di saluran pencernaan, dan diakui setelah insiden ini bahwa ia punya masalah dengan alkohol, khususnya selama masih aktif bermain.
Sebuah laporan di koran Folha de Sao Paulo menyatakan bahwa Socrates akan dimakamkan hari Minggu dalam sebuah upacara pribadi di kota Ribeirao Preto, 300 kilometer di luar Sao Paulo, di mana ia memulai karirnya bermain pada tahun 1974 untuk Botafogo.
Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) juga mengumumkan bahwa akan ada keheningan satu menit sebelum pertandingan hari Minggu untuk menghormati salah satu pemain paling cemerlang dalam sejarah tim nasional Brasil.
Dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, Socrates mengatakan ia menganggap alkohol sebagai 'pendamping'-nya, dan menambahkan bahwa penggunaan secara rutin tidak mempengaruhi penampilannya di lapangan sepak bola.
"Alkohol tidak mempengaruhi karier saya, sebagian karena saya tidak pernah melakukan latihan fisik untuk memainkan permainan ini," kenangnya.
"Sepakbola menjadi profesi saya hanya ketika saya sudah berusia 24 tahun," katanya. "Saya terlalu kurus, dan ketika saya masih muda, saya tidak memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri secara fisik untuk olahraga."
Socrates juga bermain di Piala Dunia 1986 tetapi tidak sepenuhnya fit dan saat itu dia gagal mengeksekusi penalti di perempat final sehingga kalah oleh Perancis.
Di tingkat klub ia bermain untuk raksasa Brasil, Corinthians (1978-1984) dan sempat bergabung dengan klub Italia, Fiorentina (1984-1985).
Sementara di Corinthians ia adalah salah satu pendiri gerakan yang dikenal sebagai Demokrasi Corinthians, yang dibentuk pada tahun 1980.
Berdasarkan prinsip, semua keputusan yang dibuat oleh klub, termasuk kontrak pemain baru dan jadwal pelatihan, harus disetujui dengan suara dari semua anggota.
sumber : http://id.berita.yahoo.com/legenda-sepak-bola-brasil-socrates-meninggal-152807749.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar