Robert Enke
Enke bukan satu-satunya tokoh dari kalangan sepak bola yang kehilangan nyawa dengan tragis.
Justin Fashanu
Sebelum tewas, Fashanu dituduh mencabuli anak berumur 17 tahun. Itu dilakukannya usai menenggak minuman keras di apartemennnya. Tuduhan itu makin kuat ketika banyak bermunculan pemberitaan soal Fashanu yang bergabung di komunitas homoseksual.
Sergio Lopez Segu
Sergio Lopez Segu tewas secara tragis. Pada 4 November 2006, dia menabrakkan diri ke sebuah kereta api yang berjalan cepat. Nyawanya melayang seketika. Dia tewas di umur 39 tahun.
Mantan gelandang Barcelona era 1990-an tersebut nekat melakukannya karena tak kuat menahan cobaan hidupnya. Pemain yang sukses mengantarkan Barcelona menjuarai Piala Winners 1989 itu memang pensiun dini karena cedera lutut. Ini membuatnya depresi berat. Ditambah lagi pernikahannya gagal.
Paul Vaessen
Perjalanan karier pencetak gol kemenangan Arsenal ke gawang Juventus pada semifinal Piala Winners 1980 itu memang menyedihkan. Di musim pertamanya, dia memesona. Namun, di musim-musim berikutnya dia rentan cedera.
Asgotino Di Bartolomei
Dugaan penyebab depresi bermacam-macam. Diperkirakan dia tak kuat dengan beban ekonomi yang mengimpit. Ada juga yang menduga dia tidak siap ketika pensiun dari sepak bola. Kehidupannya berakhir mengenaskan. Selama aktif sebagai pemain, sepak terjang Bartolomei memang meyakinkan. Dia punya andil besar mengantarkan Roma merebut scudetto pada 1983. Tapi, setelah itu kariernya meredup dan sederet masalah pribadi terus-terusan mengganggunya.
Sandor Kocsis
Menjelang akhir hayatnya, kesehatan Kocsis memang menurun drastis. Striker yang punya julukan Golden Head ini menderita kanker perut dan leukimia. Diduga, karena sulit menyembuhkan dua penyakit itu, Kocsis stres lalu bunuh diri.
Juan Gamper
Gamper sangat menyokong nasionalisme Catalan. Akibatnya, pria yang juga pendiri klub asal Swiss, FC Zurich ini pun diusir keluar dari Spanyol. Karena tak kuat dengan perlakuan tersebut, Gamper bunuh diri.
Matthias Sindelar
Pada 23 Januari 1939, Matthias Sindelar bersama pacarnya, Camilla Castagnola ditemukan tewas di sebuah apartemen di Wina, Austria. Kematiannya diduga akibat keracunan kabon monoksida dari pemanas yang bocor. Dugaan lain, rezim Nazi terlibat karena saat itu Sindelar menolak bermain mewakili Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar